Nama : Yestri Hidayati
NPM : A1E011062
Prodi : Pendidikan Fisika
UNIVERSITAS BENGKULU
FISIKA DASAR II
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya kita sering melihat adanya gelombang,salah satu contoh
gelombang adalah gelombang tali.
Jika kita menggoyang salah satu ujung
tali (atau pegas) dan ujung yang satunya tetap, suatu gelombang yang kontinu
akan merambat ke ujung yang tetap dan dipantulkan kembali, dengan terbalik.
Sementara kita menggetarkan tali tersebut, akan ada gelombang yang merambat di
kedua arah, dan gelombang yang merambat ke ujung tetap akan berinterferensi
dengan gelombang pantulan yang kembali. Biasanya akan ada kekacauan. Tetapi
jika kita menggetarkan tali dengan frekuensi yang tepat, kedua gelombang akan
berinterferensi.
Dari penjelasan di atas, maka melakukan percobaan secara
langsung. Alasan kami melakukan percobaan ini untuk mengetahui tentang
gelombang berdiri seutas tali dan menentukan besarnya frekuensi vibrator beserta
cepat rambat gelombang yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana hubungan
antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ)?
b.
Bagaimana hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan
tali?
1.3 Tujuan
a.
Mempelajari
hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang (λ)
1.4 Definisi Istilah
·
Gelombang
adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu medium.Simpul
adalah titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam,
·
Perut
adalah titik-titik interferensi
konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitude maksimum,
·
Frekuensi,
f, adalah jumlah puncak-atau
siklus lengkap-yang melewati satu titik per satuan waktu.
·
Periode,T, adalah 1/f, dan merupakan waktu yang berlalu antara dua
puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang.
·
Kecepatan gelombang,
v, adalah kecepatan diman puncak
gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak.
·
Amplitudo
adalah ketinggian maksimum puncak, atau kedalaman maksimum lembah, relatif
terhadap tingkat normal (atau seimbang).
1.5 Hipotesis
a. Tidak
ada hubungan antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang
b. Hubungan
kecepata gelombang dengan panjang gelombang dapat di nyatakan sebagai
berikut:v=λ. F
1.6 Tinjauan Pustaka
Gerak gelombang muncul
di hampir tiap-tiap cabang fisika. Gelombang mekanis berasal di dalam
pergeseran dari suatu bagian medium elastis dari kedudukan normalnya.
Sifat-sifat medium yang menentukan laju sebuah gelombang melalui medium tersebut adalah inersianya dan
elastisitasnya. Kedua faktor
ini bersama-sama akan menentukan laju gelombang.
(Halliday dan
Resnick, 1998:609-610)
Gelombang yang mudah dibayangkan adalah
gelombang mekanik, gelombang ini menyebabkan terjadi gerak pada medium tempat
menjalarkan gelombang. Beberapa contoh gelombang mekanik ialah gelombang bunyi,
gelombang permukaan air dan gelombang pada tali.
Penjalaran
energi didalam medium terjadi karena satu bagian medium mengganggu begian
medium disekitarnya. Nyata bahwa penjalaran gelombang didalam medium terjadi
karena adanya interaksi didalam medium. Laju penjalaran gelombang juga
bergantung pada inersia medium, yaitu seberapa sukar medium digerakkan. Mekin
besar inersia medium, makin pelan penjalaran gelombang.
Gelombang
adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu medium. Yang dimaksud dengan medium disini ialah sekumpulan benda yang
saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar.
(Sutrisno,1979: 2-5)
Jika kita menggoyang
salah satu ujung tali (atau pegas) dan ujung yang satunya tetap, suatu
gelombang yang kontinu akan merambat ke ujung yang tetap dan dipantulkan
kembali, dengan terbalik. Sementara kita menggetarkan tali tersebut, akan ada
gelombang yang merambat di kedua arah, dan gelombang yang merambat ke ujung
tetap akan berinterferensi dengan gelombang pantulan yang kembali. Biasanya
akan ada kekacauan. Tetapi jika kita menggetarkan tali dengan frekuensi yang
tepat, kedua gelombang akan berinterferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan
gelombang berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang ini disebut “gelombang berdiri” karena
tampaknya tidak merambat.
Tali hanya berosilasi ke atas ke bawah
dengan pola yang tetap. Titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam,
disebut simpul; titik-titik
interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitude maksimum,
disebut perut. Simpul dan perut
tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Gelombang berdiri dapat
terjadi pada lebih dari satu frekuensi. Frekuensi getaran paling rendah yang
menghasilkan gelombang berdiri menghasilkan pola yang ditunjukkan pada gambar
Gelombang berdiri yang ditunjukkan pada
gambar
Dihasilkan
tepat pada dua atau tiga kali frekuensi terendah dengan menganggap tegangan
tali sama. Tali juga dapat bergetar dengan empat loop pada empat kali frekuensi terendah, dan seterusnya.
Sebuah
tali yang direntangkan antara dua penopang yang dipetik seperti senar gitar
atau biola, gelombang dengan bebagai frekuensi akan merambat pada kedua arah
tali lalu akan dipantulkan di bagian ujung kemudian akan merambat kembali
denagn arah yang berlawanan. Ujung-ujung tali, karena
diikat tetap, akan menjadi simpul
(Giancoli,
2001: 392-394).
Panjang satu
gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode. Jarak
antara dua simpul atau dua perut berurutan disebut setengah panjang gelombang.
Pada gambar gelombang tranversal dibawah ini, satu gelombang sama dengan 3
simpul dan 2 perut.
Beberapa
besaran penting yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang sinusoidal
periodik ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Titik-titik
tinggi pada gelombang disebut puncak, titik-titik terendah disebut lembah.
Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak, atau kedalaman maksimum lembah,
relatif terhadap tingkat normal (atau seimbang). Ayunan total dari puncak
sampai ke lembah sama dengan dua kali amplitudo.
Jarak antara dua puncak yang berurutan disebut panjang gelombang, λ (huruf Yunani
lambda). Panjang gelombang juga sama dengan jarak antara dua titik identik mana
saja yang berurutan pada gelombang. Frekuensi,
f, adalah jumlah puncak-atau siklus lengkap-yang melewati satu titik per satuan
waktu. Periode,T, tentu saja,
adalah 1/f, dan merupakan waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang
melewati titik yang sama pada ruang.
Kecepatan
gelombang, v, adalah
kecepatan diman puncak gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak.
Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel pada medium itu
sendiri. Kecepatan gelombang adalah tekanan, sepanjang tali, sementara
kecepatan partikel tali tegak lurus terhadapnya.
Sebuah puncak gelombang menempuh jarak
satu panjang gelombang λ, dalam satu periode, T. Dengan demikian kecepatan
gelombang sama dengan λ/T ; v = λ/T. Kemudian, karena 1/T = f;
Kecepatan
gelombang tergantung pada sifat medium dimana ia merambat. Kecepatan gelombang
pada tali yang terentang, misalnya bergantung pada tegangan tali, FT, dan pada
massa tali per satuan panjang, m/L. Untuk gelombang dengan amplitudo kecil,
hubungan tersebut adalah
Rumus
ini secara kualitatif masuk akal dengan dasar mekanika newton. Yaitu kita
mengharapkan tegangan di pembilang dan massa per satuan waktu di penyebut.
Mengapa? Karena ketika tegangan lebih besar, kita mengharapkan kecepatan lebih
besar , karena setiap segmen tali berada pada kontak yang lebih erat dengan
tetangganya; dan makin besar massa persatuan panjang, makin besar inersia yang
dimiliki tali dan makin melambat gelombang akan merambat
(Giancoli, 2001: 382-383).
Sebuah
tali yang direnggangkan dikatakan mempunyai elemen-elemen yang terdistribusi
karena setiap elemen tali mempunyai kedua-duanya ciri inersia dan ciri
elastisitas.
Resonans
didalam sebuah tali seringkali didemonstrasikan dengan mengikatkan sebuah tali
kepada sebuah ujung tetap, dengan menggunakan sebuah berat yang didikatkan
kepada tali tersebut melalui sebuah katrol, dan dengan menghubungkan ujung
lainnya kepada sebuah penggetar. Osilasi-osilasi tranversal dari penggetar
menghasilkan sebuah ssssgelombang berjalan didalam tali tersebut
yang direfleksikan kembali dari ujung tetap. Frekuensi gelombang adalah
frekuensi penggetar. Ujung tetap P adalah titik simpul, tetapi ujung Q bergetar
dan bukan merupakan titik simpul. Pengubahan tegangan akan mengubah kecepatan
gelombang, dan panjang gelombang berubah sebanding dengan kecepatan, sedangkan
frekuensi adalah konstan. Tali tersebut sekarang bergetar didalam salah satu
ragam alaminya dan beresonansi dengan penggetar tersebut. Penggetar tersebut
melakukan kerja pada tali untuk mempertahankan osilasi-osilasi ini melawan
kehilangan yang disebabkan oleh redaman.
Jika
frekuensi penggetar adalah jauh berbeda dari frekuensi alami dari sistem
tersebut, maka gelombang yang direfleksikan di P sewaktukembali ke Q mungkin
mempunyai perbedaan fase yang banyak dengan penggetar tersebut, dan gelombang
yang direfleksikan ini dapat melakukan kerja pada pada penggetar.
(Halliday dan Resnick, 1998:642-643)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
dan Bahan
NO.
|
NAMA ALAT / BAHAN
|
JUMLAH
|
1.
|
Audio Generator
|
1
|
2.
|
Katrol Berpenjepit
|
1
|
3.
|
Beban Bercelah
|
1
|
4.
|
Pembangkit Getaran
|
1
|
5.
|
Mistar 1 meter
|
1
|
6.
|
Kabel Penghubung Merah
|
1
|
7.
|
Kabel Penghubung Hitam
|
1
|
8.
|
Tali pada Roda
|
1
|
2.2
Langkah
Percobaan
Mempelajari hubungan antara frekuensi
gelombang dengan panjang gelombang.
1.
Dihidupkan audio generator
(ON).
2. Diatur frekuensi audio generator sehingga
pada tali terbentuk gelombang diam dengan titik simpul yang tajam (jelas).
3. Diukur jarak simpul ke simpul terdekat (½ λ), dicatat
hasilnya pada tabel.
4. Dengan tidakmengubah panjang tali,
frekuensi audio generator diperbesar hingga pada tali terbentuk gelombang diam
yang baru dengan titik simpul yang tajam.
5.
Dicatat jarak simpul ke simpul
terdekat.
6. Diulangi langkah (4) sampai lima kali
dengan frekuensi semakin besar, dicatat hasilnya pada tabel.
Mempelajari hubungan antara cepat rambat
gelombang dengan tegangan tali.
1.
Dihidupkan catu daya (ON).
2. Pembangkit getaran digeser-geser mendekati
atau menjauhi katrol hingga pada tali berbentuk gelombang diam dengan titik
simpul yang tajam (jelas).
3. Diukur panjang gelombang yang terbentuk
dan dicatat hasilnya pada tabel.
4. Dengan tidak mengubah panjang tali
(pembangkit getaran tidak bergeser), diganti bebannya menjadi 100 gram. Diamati
bentuk gelombang tali dan diukur panjang gelombangnya, dicatat hasilnya pada
tabel.
5. Diulangi langkah (4) dengan mengganti
bebannya menjadi 200 gram kemudian dicatat hasilnya.
6. Diulangi langkah (5), tetapi massa tali
dijadikan empat kali semula (4 tali dipilin) dan diukur panjang gelombang,
hasilnya dicatat pada tabel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data
A.
Mempelajari
hubungan antara frekuensi gelombang (f) dengan panjang gelombang (λ)
No
|
Frekuensi (Hz)
|
Jarak simpul ke simpul ((1/2
λ) cm
|
Panjang gelombang λ (cm)
|
1
|
1
|
150
|
300
|
2
|
2
|
90
|
180
|
3
|
3
|
80
|
160
|
4
|
4
|
60
|
120
|
5
|
5
|
40
|
80
|
B.
Mempelajari
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali
·
Frekuensi
= 5 Hz
Beban (g)
|
Panjang
gelombang cm)
|
V= λf
|
B1 = 50
|
λ1 = 80
|
V1= 400 cm
|
B2 = 100
|
λ2 = 100
|
V2 = 500 cm
|
B3 = 200
|
λ3 = 120
|
V3 = 600 cm
|
3.2
Perhitungan
Dik. f1=
1 Hz, λ= 300 cm
f2=2 Hz, λ=180 cm
f3=3 Hz, λ=160 cm
f4=4 Hz, λ= 120 cm
f5=5 Hz, λ=80 cm
Dit.
v?
Jawab.
V1 = λ1f1
=
300 cm.1Hz
=
300cm/s
= 3 m/s
V2 = λf2
=
180cm.2 Hz
=
360 cm/s
= 3,6 m/s
V3 = λ3f3
=
160cm.3 Hz
=
480 cm/s
= 4,8 m/s
V4 = λ4f4
=
120cm.4 Hz
=
480 cm/s
= 4,8 m/s
V5 = λ1f
=
80cm.5 Hz
=
400 cm/s
= 4 m/s
Dik.
f = 5 Hz
λ1 = 80 cm B1 = 50
g
λ2 = 100 cm B1 = 100 g
λ3
= 120 cm B3 = 150 g
Dit.
V1, V2, V3
?
Jawab.
V= λf
V1 = λ1f
=
80cm.5 Hz
=
400 cm/s
= 4 m/s
V2 = λ2f
=
100 cm.5 Hz
=
500 cm/s
=
5 m/s
V3 =
λ3f
=
120 cm.5 Hz
=
600 cm/s
=
6 m/s
3.3 Pembahasan
Pada
percobaan A telah dilakukan percobaan guna mengetahui hubungan antara frekuensi
gelombang dengan panjang gelombang (λ). Berdasarkan
data hasil pengamatan terlihat jelas adanya hubungan berbanding terbalik antara
frekuensi gelombang dengan panjang gelombang. Semakin besar frekuensi gelombang
yang ditetapkan maka semakin kecil/pendek pula gelombangnya. Pada percobaan ini
ditetapkan nilai frekuensi penggetar mendekati nilai frekuensi alami karena
jika tidak maka gelombang yang direfleksikan di P sewaktukembali ke Q mungkin
mempunyai perbedaan fase yang banyak dengan penggetar tersebut, dan gelombang
yang direfleksikan ini dapat melakukan kerja pada pada penggetar
Hubungan antara frekuensi gelombang dan panjang gelombang ini
dapat pula dilihat secara matematis dari rumus berikut:
Selain itu dalam hal ini,
penambahan f akan menyebabkan pengurangan λ sehingga hasil perkalian v =λf akan
tetap sama (konstan), dan
gelombang-gelombang dari semua frekuensi merambat dengan laju gelombang yang
sama.
Bila v sama maka diperoleh :
panjang gelombang berbanding
terbalik dengan frekuensi
gelombang
tetapi ternyata setelah dihitung ternyata
hasil yang kami peroleh nilai v= λf tidak konstan , akan tetapi perbedaannya
tidak terlalu jauh.
Frekuensi (f)
|
Panjang gelombang (λ)
|
v =λf (cm/s)
|
1
2
3
4
5
|
300 cm
180
160
120
80
|
300
360
480
480
400
|
Hal ini
dikarenakan beberapa faktor, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada
percobaan A ini adalah:
1. Adanya kesalahan pengukuran baik itu dalam
menentukan jarak simpul-antar simpul, panjang tali, dan lain-lain.
2. Adanya pengaruh lingkungan seperti adanya
getaran dari luar yang mempengaruhi kerja alat.
Dari percobaan ini
ternyata hipotesis saya yang pertama yaitu tidak ada hubungan antara frekuensi
gelombang dengan panjang gelombang adalah salah. Yang benar adalah adanya
hubungan berbanding terbalik antara frekuensi gelombang dengan panjang
Pada
Percobaan B ini dengan massa beban yang berbeda, sedangkan yang kedua dengan
massa tali yang berbeda. Berbeda dengan percobaan A, pada percobaan B akan
terlihat adanya pengaruh massa beban dan massa panjang tali terhadap cepat
rambat gelombang. Dari hal tersebut, kita diharapkan dapat mengetahui hubungan
beberapa komponen dalam percobaan B.
Percobaan
dengan massa beban yang berbeda semakin
berat beban maka panjang gelombang yang dihasilkan semakin besar. Karena
panjang gelombang berbanding lurus dengan cepat rambat gelombang maka cepat
rambat gelombang yang dihasilkan juga semakin besar. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan meggunakan rumus f diperoleh
cepat rambat gelombang besarnya hampir dua kali lipat dari cepat rambat gelombang
hasil percobaan.
Dari
percobaan yang telah dilakukan dengan nilai frekuensi yang sama (5 Hz) tetapi
beban berbeda yaitu 50 g, 100 g, 200 g diperoleh panjang gelombangnya adalah 80
cm, 100 cm dan 120 cm. Untuk cepat rambatnya kita hitung dengan rumus diperoleh 400 cm/s,500 cm/s dan 600 cm/s.
Dari
percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa massa beban mempengaruhi panjang
gelombang dan cepat rambat gelombang. Semakin besar massa beban maka panjang
gelombang dan cepat rambatnya juga semakin besar, hal ini sesuai dengan percobaan Melde.
Sedangkan
untuk percobaan menggunakan massa tali tidak kami lakukan hal ini mungkin
dikarenakan waktunya yang tidak cukup. Sehinnga tidak ada perhitungannya.
Tetapi untuk hubungan antara cepat rambat
gelombang dan massa per satuan panjang ini dapat pula dilihat secara matematis
dari rumus berikut:
; dimana F(tegangan
tali)= m g ; v =λf dan
maka,
cepat rambat gelombang
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang tali(μ)
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Hubungan
antara frekuensi gelombang dengan panjang gelombang tali (λ), adalah atau . Semakin
besar frekuensi suatu gelombang maka panjang gelombangnya semakin kecil.
2.
Massa
beban mempengaruhi panjang gelombang dan cepat rambat. Semakin berat beban maka
panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin besar sehingga cepat rambatnya
juga akan semakin besar.
3.
Semakin
besar frekuensi gelombang yang diberikan maka semakin kecil pula gelombang yang
dihasilkan. Sehingga frekuensi gelombang (f) berbanding terbalik dengan panjang
gelombang (λ). Dalam hal ini, disimpulkan dalam rumus v = λ.
4.
Hubungan
antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali adalah atau dengan . Semakin
besar cepat rambat suatu gelombang maka semakin besar pula tegangan talinya.
4.2 Saran
1. Diharapkan
kepada praktikan untuk mengetahui dulu konsep praktikum yang akan dilaksanakan
2. Bertanya
kepada Assiten Dosen apabila terdapat permasalahan yang kurang dimengerti
3. Tepat
waktu dalam pelaksanaan praktikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar